Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
'Arsy
- Qs. 7 al-A’raf : 54
Telah terjadi perbedaan pandangan antara ulama
tradisional dengan ulama-ulama kontemporer dan modern dalam menafsirkan istilah
'Arsy ini. Dimana ulama tradisional lebih suka memahami ‘Arsy sebagai suatu singgasana dimana dari
singgasana-Nya inilah Tuhan mengendalikan kekuasaan-Nya atas
makhluk-makhluk-Nya, namun ulama-ulama tersebut juga lebih suka untuk tidak
melakukan pembahasan lebih jauh mengenainya dan hanya mencukupkan urusannya
kepada iman dan itu menjadi rahasia ALLAH.
Sejumlah ulama lain yang lebih moderat menolak
penafsiran ‘Arasy seperti
yang telah disebutkan tadi karena menurut mereka ALLAH tidak membutuhkan tempat,
ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu. Jika dikatakan bahwa ALLAH duduk
diatas 'Arsy maka berarti ALLAH memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya
yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal ALLAH Maha Suci dan
Maha Mulia dari semua itu !
Tidak ada sesuatu apapun yang sama dengan-Nya
- Qs. 112 al-Ikhlas : 4
Lebih bijak jika kita mengadakan pendekatan
penafsiran istilah ‘Arsy
sebagai tempat dimana ALLAH mempertunjukkan kekuasaan-Nya kepada semua
hamba-hambaNya, dan itulah alam semesta yang terbentang luas dihadapan kita.
Semua isi alam ini, termasuk benda-benda angkasa seperti bumi, bulan, matahari,
planet-planet, komet dan apa saja yang ada diantara keduanya merupakan
perwujudan dari singgasana Tuhan.
Adalah ‘Arsy-Nya berada diatas air
- Qs. 11 Huud : 7
- Qs. 11 Huud : 7
Dari ilmu pengetahuan modern kita bisa
mengetahui bahwa angkasa raya tidaklah kosong hitam saja seperti yang kita lihat
dimalam hari, beberapa hasil observasi sejumlah astronom telah mendeteksi adanya
bahan jernih yang terbuat dari 99 persen gas (rata-rata Hidrogen dan Helium) dan
1 persen partikel berukuran debu yang memiliki komposisi mirip dengan senyawa
silikon, oksida besi, kristal es dan sejumlah kumpulan molekul lain termasuk
molekul organik yang mengisi nebula maupun jarak antar bintang[1].
Bahkan Nazwar Syamsu[2] lebih condong menterjemahkan istilah
Alma (biasanya selalu diterjemahkan sebagai air dalam bahasa Indonesia) pada
surah 11 ayat 7 diatas sebagai Hydrogen itu sendiri, mengingat Hydrogen adalah
atom asal dan beliau mengkaitkannya dengan istilah Dukhan (biasa diterjemahkan
sebagai asap) sebagai sumber penciptaan alam semesta seperti yang disitir dalam
Surah Fushshilat : 11.
Terlepas dari semuanya, mungkin ini juga
alasannya kenapa Tuhan begitu gigih memerintahkan kepada manusia untuk
mempelajari ilmu tentang alam semesta sembari tidak melupakan tasbih kepada-Nya,
baik tasbih dalam arti berdzikir lisan mengucap puja dan puji seperti para
Malaikat ataupun bertasbih dalam pengertian sikap tunduk dan patuh serta sadar
akan kekecilan diri dihadapan Yang Kuasa sebagaimana tunduknya alam semesta dan
seperti tunduknya burung-burung dan gunung.
Para Malaikat yang di sisi-Nya, mereka tidak
punya rasa angkuh untuk mengabdi kepada-Nya dan tidak merasa letih,
mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada
henti-hentinya. - Qs. 21 al-anbiyaa : 19 -
20
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di
dalamnya bertasbih kepada Allah Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya - Qs. 17 al-israa : 44
Gunung-gunung dan burung-burung yang bertasbih
- Qs. 21 al-anbiyaa : 79
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi
dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat seperti
kamu - Qs. 6 al-an’aam : 38
Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi - Qs. 3 ali Imron : 191
Secara bijaksana kita juga bisa melihat
persamaan penafsiran istilah ‘Arasy ini sebagai kata kiasan dengan mempersamakannya dengan kata
kias pada penafsiran istilah Wajah ALLAH, Tangan-Nya,
Kursi-Nya ataupun Betis sebagaimana terdapat dalam ayat-ayat
berikut :
Dan adalah kepunyaan Allah Timur dan Barat,
maka ke manapun kamu menghadap di situlah Wajah
Allah - Qs. 2 al-Baqarah :
115
Maka Maha Suci Dia yang ditangan-Nya kekuasaan atas semuanya -
Qs. 36 Yaasin : 83
Dan tetap kekal Wajah
Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan -
Qs. 55 ar-Rahman : 27
Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. - Qs. 2 al-Baqarah: 255
Pada hari betis
disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud
- QS. 68 al-Qalam :
42
[1] Dr. Adel M.A.
Abbas, Singgasana-Nya diatas Air, Terj. Burhan Wirasubrata, Penerbit Lentera,
Jakarta, 2000, hal. 38-39
[2] Nazwar Syamsu,
Tauhid dan Logika, Al Qur’an
Dasar Tanya Jawab Ilmiah, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1980, hal. 22 -
23
0 komentar:
Posting Komentar