Senin (21/8), merupakan hari yang bertepatan dengan peristiwa 27 Rajab, hampir
13 abad silam. Sejarah mencatat peristiwa penting dalam kerasulan Nabi Muhammad
SAW, yaitu perjalanan Isra Mi'raj. Berlangsung dari Masjidil Haram di Makkah ke
Masjidil Aqsa di Palestina, serta dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha di
langit ketujuh.
''Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Masjidil-Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkati
sekelilingnya (dengan diturunkannya nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan
tanahnya), agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran
Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'' (Surat
al-Isra, ayat 1).
Peristiwa tersebut terjadi setahun sebelum hijrahnya
Nabi SAW ke Madinah, bertepatan dengan tahun 721 Masehi. Peristiwa ini
terjadi di tengah-tengah tekanan dan hinaan yang berat yang dialami oleh
Rasulullah dan para sahabat dari kelompok musyrikin Makkah seperti Abu Jahal dan
Abu Lahab.
Isra Mi'raj adalah perjalanan cepat Nabi Muhammad pada malam
hari atas takdir dan keinginan Allah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.
Baginda kemudian naik ke langit sampai Sidratul Muntaha. Bahkan ke Mustawa dan
sampai di bawah Arasy Allah (suatu tempat di mana alam ini diatur) dengan
menembus tujuh lapis langit, lalu kembali ke Makkah di malam yang sama.
Kisah-kisah dalam peristiwa Isra dan Mi'raj mengandung sesuatu yang sangat
menakjubkan, karena perjalanan tersebut tidak sama dengan yang ditempuh manusia
biasa. Tapi ini perjalanan istimewa menggunakan kendaraan Allah yang
kecepatannya tidak bisa ditandingi oleh apa saja yang diciptakan
manusia.
Dalam peristiwa itu Rasulullah SAW diperlihatkan tentang
kekuasaan Allah serta balasan yang akan diterima oleh umatnya di akhirat nanti.
Firman Allah: ''Dan Nabi Muhammad SAW telah melihat (Jibril dalam bentuk
rupanya yang asli) di waktu yang lain yaitu di Sidratul Muntaha. Di dalamnya ada
surga yang merupakan tempat tinggal ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya. Penglihatan (Nabi Muhammad SAW) tidak berkisar pada
menyaksikan dengan jelas (tentang pemandangan yang indah seperti yang diizinkan
untuk melihatnya), dan tidak pula melampaui batas. Dan Baginda telah melihat
sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah.'' (Surat an-Najm, ayat
13-18).
Wanita beriman
Di antara pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa itu adalah mengenai
wanita. Rasulullah SAW melewati satu daerah yang menebar bau yang sangat harum
seperti bau kasturi. Lalu Baginda bertanya kepada Jibril, daerah apakah yang
sedang mereka lewati.
Jibril menjawab: ''Itulah makam Masyitah,
seorang wanita penghulu syurga.'' Dia adalah pengasuh anak Firaun,
pemerintah yang kejam di Mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Masyitah memiliki
fisik yang lemah, tapi memiliki semangat dan jiwa keislaman yang kuat hingga
mampu menepikan keangkuhan Firaun.
Masyitah adalah pelayan raja. Dia
adalah seorang rakyat yang masih sadar dan beriman kepada Allah. Tetapi karena
kekejaman Firaun, dia dan yang lainnya terpaksa menyembunyikan keimanan mereka.
Pada suatu hari, ketika Masyitah menyisir rambut putri Firaun, tiba-tiba sikat
itu terjatuh. Dengan tidak sengaja, dia menyebut nama Allah. Ketika sang putri
mendengarnya, bertanya kepada Masyitah, siapakah Allah itu. Masyitah pada
awalnya enggan menjawab, tetapi setelah didesak berkali-kali, dia akhirnya
memberitahukan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Esa dan Tuhan Sekalian
Alam.
Putri itu mengadu hingga menyebabkan Firaun sangat marah mengetahui
Masyitah menyembah tuhan selain dirinya. Masyitah dipaksa Firaun agar mengakui
dirinya (Firaun) sebagai Tuhan, tetapi dengan penuh keberanian dia berkata:
"Tuhan aku dan Tuhan kamu adalah Allah." Kata-kata tersebut menimbulkan
kemarahan Firaun. Lalu dia memerintahkan menterinya, Hammam, agar membuat patung
sapi dari tembaga dan diisi minyak untuk merebus Masyitah dan keluarganya.
Ketika tiba giliran bayinya yang akan dimasukkan ke dalam patung sapi,
Masyitah hampir mengaku kalah dan menyerah kepada keinginan Firaun karena sangat
sayang kepada anaknya. Tetapi dengan kehendak Allah, terjadi kejadian yang luar
biasa. Secara tiba-tiba bayi tersebut dengan fasih berkata: "Wahai ibuku!
Teruskanlah dan jangan menyerah kalah, sesungguhnya engkau di jalan yang
benar."
Masyitah dan keluarganya mempertahankan keimanan mereka dengan
mengatakan ''Allah Tuhan Yang Esa dan Firaun hanya manusia biasa''. Lalu
semuanya syahid dibunuh oleh Firaun. Keberanian seorang wanita memperjuangkan
kebenaran dan keimanan ini diperingati setiap tahun oleh seluruh manusia melalui
peristiwa Isra dan Mi'raj. Semua anggota keluarga Masyitah mendapat balasan
syahid dari Allah karena mempertahankan akidah hingga mati.
Wanita durhaka
Dalam perjalanan tersebut, Baginda juga diperlihatkan tentang 10 jenis
siksaan yang menimpa wanita hingga Rasulullah SAW menangis setiap mengenangnya.
Di antaranya tentang (1) perempuan yang digantung
dengan rambut dan otak di kepalanya mendidih. Mereka adalah perempuan yang tidak
mau melindungi rambutnya dari pandangan lelaki lain.
Siksaan lain yang
diperlihatkan kepada Baginda adalah (2) perempuan yang
digantung dengan lidah, (3) tangannya dikeluarkan dari
punggung, dan (4) minyak panas dituangkan ke dalam
kerongkongnya. Mereka adalah perempuan yang suka menyakiti hati suami dengan
perkataan.
Baginda juga melihat bagaimana (5) perempuan
digantung buah dadanya dari arah punggung dan air pohon zakum dituangkan ke
dalam kerongkongnya. Mereka adalah perempuan yang menyusui anak orang lain tanpa
izin dari suaminya. Ada pula (6) perempuan yang diikat kedua
kakinya serta kedua tangannya sampai ke ubun-ubun, dililit oleh beberapa ekor
ular, dan kalajengking. Mereka adalah perempuan yang mampu shalat dan berpuasa
tetapi tidak mau mengerjakannya, tidak wudhu dan tidak mau mandi junub. Mereka
sering keluar rumah tanpa izin suaminya dan tidak mandi bersuci setelah haid dan
nifas.
Baginda lalu melihat (7) perempuan yang makan
daging tubuhnya sendiri sedangkan di bawahnya ada api yang menyala. Mereka
adalah perempuan yang berhias agar dilihat oleh lelaki lain dan suka
menceritakan keburukan orang lain.
(8) Baginda juga
melihat perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.
Mereka adalah perempuan yang suka membanggakan diri sendiri agar orang melihat
perhiasannya.
Siksaan lain yang dilihat oleh Baginda adalah
(9) perempuan yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya
seperti keledai. Mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan sangat suka
berdusta.
Ada juga (10) perempuan yang Baginda lihat,
wajahnya berbentuk anjing dan beberapa ekor ular serta kala jengking masuk ke
dalam mulutnya lalu keluar melalui duburnya. Mereka adalah perempuan yang suka
marah kepada suaminya dan memfitnah orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar