Assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Bu, dulu saya pernah pacaran, tapi
alhamdulillah sekarang udah nggak lagi. Setelah saya memahami bahwa
pacaran itu tidak baik, maka saya memutuskan hubungan dengan pacar saya. Setelah
itu, kami tidak ada komunikasi lagi karena saya tidak memberikan alamat saya
yang baru (saya pindah kota) maupun no. telepon yang bisa dihubungi. Namun tanpa
disangka suatu hari dia menelepon saya di kos. Katanya dia mendapatkan no.
tersebut dari ibu saya.
Saya sudah sering mengatakan ke dia
untuk tidak menelepon saya lagi, tapi selang beberapa lama dia akan menelepon
lagi. Padahal saya sudah bersikap dingin bahkan sering marah-marah kalau dia
telepon.
Menurut ibu apa yang harus saya lakukan
untuk menghindarinya? Terkadang terlintas dalam pikiran saya, apakah dia yang
akan menjadi pasangan hidup saya? Tapi, saya mengharapkan seorang pendamping
hidup yang dapat saling membantu dalam berdakwah di jalan Allah. atas jawaban
ibu saya ucapkan jazakillah khairon katsiro.
Liza
Jawaban
Assalammu'alaikum wr.
wb.
Saudari Liza yang
sholehah,
Kesal juga ya mbak, berhadapan dengan
orang yang tidak mau mengerti dengan prinsip kita. Capek juga tentunya
terus menerus menghindar bahkan juga menguras emosi karena harus marah-marah
agar si "dia" tahu keseriusan sikap mbak yang ingin menjaga pergaulan. Memang
tidak semua orang dapat semudah itu memutuskan tali hubungan dengan seseorang
jika tidak memiliki pemahaman yang tepat mengapa dia harus
melakukannya.
Teman mbak itu mungkin bingung juga
ketika tiba-tiba orang yang dekat dengannya berubah 180 derajat menjauhinya. Dan
sebagaimana mbak pikirkan siapa yang tahu jika ia ternyata memang jodoh? Oleh
karena itu daripada menguras energi menghindari dengan emosi, mungkin lebih baik
memberikan pemahaman kepadanya secara baik tentang nilai-nilai Islam yang sedang
mbak jalankan.
Mbak dapat menganjurkannya untuk
terlibat dalam aktifitas ke-Islaman di kampusnya, kemudian memberinya referensi
buku tentang adab pergaulan dan pacaran dalam sudut pandang Islam, bahkan jika
ada ikhwan yang mbak kenal mungkin dapat diminta melakukan pendekatan kepadanya.
Artinya jadikan ia objek dakwah mbak. Merubah perilaku orang memang lebih mudah
dengan mengarahkan pemikirannya.
Jadi saran saya iringi ketegasan sikap
mbak untuk menghindarinya dengan mengarahkannya pemahaman yang baik atas nilai
yang mbak yakini. Jika cara demikian tidak merubah perilakunya maka mbak dapat
bersikap lebih tegas lagi dengan mengabaikannya, namun hindari perlakuan yang
menyakitkan seperti marah-marah atau membentak. Ketegasan tidak harus
diungkapkan dengan amarahkan? Wallahu'alambishshawab.
0 komentar:
Posting Komentar