Israel ternyata menjadi pusat perdagangan kaum
perempuan dari berbagai negara, untuk dijadikan pelacur. Kaum perempuan ini
bahkan ada yang dipaksa menjadi pelacur, karena tertipu iklan yang menawarkan
studi di Israel.
Sebut saja namanya Maria asal Ukraina. Ia datang ke Israel pada tahun 1999 memenuhi panggilan kesempatan untuk studi di Israel, dari sebuah iklan yang ia baca. Namun, ketika ia sampai di Israel, ia dibawa ke sebuah apartemen di kawasan Ashkelon. Seorang perempuan di apartemen itu mengatakan bahwa sekarang ia berada dalam dunia pelacuran.
"Saya langsung histeris, tapi seorang laki-laki memukul saya, kemudian beberapa laki-laki lainnya memperkosa saya, " kata Maria yang saat ini berusia 40 tahun, mengisahka pengalamannya pada BBC Online.
"Saya kemudian dibawa ke tempat di mana mereka menjual saya-cuma menjual saya!" tuturnya emosinal.
Hal serupa dialami Marina. Sekarang, setelah berhasil meloloskan diri dari kelompok penjahat yang menjual dirinya, Marina tinggal di sebuah rumah di utara Israel. Ia bersembunyi dari kejaran kelompok penjahat itu dan dari aparat keamanan Israel, karena statusnya sebagai imigran ilegal.
Israel adalah surga bagi perdagangan kaum perempuan untuk bisnis sex. Ada ribuan perempuan seperti Maria dan Marina, yang tertipu datang ke Israel dan dipaksa menjadi pelacur. Kebanyakan dari mereka berasal dari negara-negara bekas Uni Sovyet, seperti Ukraina, Moldova, Uzbekistan dan Rusia.
Para pelaku yang berhasil menjebak korbannya, biasanya mengambil paspor mereka sebelum menjual korban-korbannya dengan harga antara 8. 000-10. 000 dollar. Banyak kaum perempuan yang menjadi korban, diselundupkan, diperkosa dan dianiaya.
Tahun 2006 lalu, PBB menyebut Isrel sebagai salah satu negara tujuan di dunia bagi kejahatan perdagangan perempuan. Dalam laporan tahunan Departemen Luar Negeri AS, Israel selalu masuk dalam daftar hitam negara-negara yang membolehkan perdagangan perempuan. Prostitusi menjadi bisnis legal di Israel, sementara para pejabat-pejabat pemerintahnya tutup mata atas fakta tersebut.
"Selama 10 tahun pertama perdagangan perempuan, rejim Israel sama sekali tidak berbuat sesuatu. Kasus pertama terungkap pada tahun 1992, " kata Nomi Lebenkron, dari LSM Migran Workers' Hotline yang bergerak dalam bidang bantuan bagi kaum perempuan yang menjadi korban trafficking.
Diperkirakan ada 3. 000 perempuan setiap tahunnya yang dijual ke Israel untuk menjadi pelacur. Para penyelundup dengan aman menyelundupkan perempuan-perempuan itu lewat perbatasan, tanpa ada hambatan dari aparat keamanan. (SwaraMuslim)
Sebut saja namanya Maria asal Ukraina. Ia datang ke Israel pada tahun 1999 memenuhi panggilan kesempatan untuk studi di Israel, dari sebuah iklan yang ia baca. Namun, ketika ia sampai di Israel, ia dibawa ke sebuah apartemen di kawasan Ashkelon. Seorang perempuan di apartemen itu mengatakan bahwa sekarang ia berada dalam dunia pelacuran.
"Saya langsung histeris, tapi seorang laki-laki memukul saya, kemudian beberapa laki-laki lainnya memperkosa saya, " kata Maria yang saat ini berusia 40 tahun, mengisahka pengalamannya pada BBC Online.
"Saya kemudian dibawa ke tempat di mana mereka menjual saya-cuma menjual saya!" tuturnya emosinal.
Hal serupa dialami Marina. Sekarang, setelah berhasil meloloskan diri dari kelompok penjahat yang menjual dirinya, Marina tinggal di sebuah rumah di utara Israel. Ia bersembunyi dari kejaran kelompok penjahat itu dan dari aparat keamanan Israel, karena statusnya sebagai imigran ilegal.
Israel adalah surga bagi perdagangan kaum perempuan untuk bisnis sex. Ada ribuan perempuan seperti Maria dan Marina, yang tertipu datang ke Israel dan dipaksa menjadi pelacur. Kebanyakan dari mereka berasal dari negara-negara bekas Uni Sovyet, seperti Ukraina, Moldova, Uzbekistan dan Rusia.
Para pelaku yang berhasil menjebak korbannya, biasanya mengambil paspor mereka sebelum menjual korban-korbannya dengan harga antara 8. 000-10. 000 dollar. Banyak kaum perempuan yang menjadi korban, diselundupkan, diperkosa dan dianiaya.
Tahun 2006 lalu, PBB menyebut Isrel sebagai salah satu negara tujuan di dunia bagi kejahatan perdagangan perempuan. Dalam laporan tahunan Departemen Luar Negeri AS, Israel selalu masuk dalam daftar hitam negara-negara yang membolehkan perdagangan perempuan. Prostitusi menjadi bisnis legal di Israel, sementara para pejabat-pejabat pemerintahnya tutup mata atas fakta tersebut.
"Selama 10 tahun pertama perdagangan perempuan, rejim Israel sama sekali tidak berbuat sesuatu. Kasus pertama terungkap pada tahun 1992, " kata Nomi Lebenkron, dari LSM Migran Workers' Hotline yang bergerak dalam bidang bantuan bagi kaum perempuan yang menjadi korban trafficking.
Diperkirakan ada 3. 000 perempuan setiap tahunnya yang dijual ke Israel untuk menjadi pelacur. Para penyelundup dengan aman menyelundupkan perempuan-perempuan itu lewat perbatasan, tanpa ada hambatan dari aparat keamanan. (SwaraMuslim)
0 komentar:
Posting Komentar